Pertama, apa itu NORMAL? Apakah menjadi normal berarti serasi dengan orang disekitar kita dan tidak menunjukkan diri kita berbeda dengan orang lain? apakah menjadi normal berarti kamu harus dikelilingi banyak teman dan mendapat derajat yang patut dibanggakan? Apa yang membuat mereka beranggapan bahwa itulah kehidupan yang normal?
Menurut ku, banyak orang yang takut untuk jadi seseorang yang berbeda dengan orang lain. Beberapa beranggapan menjadi berbeda atau melakukan hal lain yang menurut orang orang berbeda adalah hal yang tidak semestinya dilakukan orang NORMAL. OK… kalau begitu, apa itu standarisasi dari hidup normal? Aku percaya setiap orang memiliki persepsi yang berbeda atas apa yang kita anggap sebagai sesuatu yang normal. Setiap orang pasti berbeda, dan disaat itu bertentangan dengan persepsi orang lain, disanalah kita beranggapan kalau kita diluar batas normal atau lebih buruk lagi. Ya… -disanalah pemikiran manusia- Kita sering beranggapan bahwa disanalah kesalahan kita
Tapi kenyataannya, menjadi berbeda adalah anugerah. Seperti halnya berbeda dengan orang kebanyakan. Tapi (sekali lagi) sayangnya, orang lain tidak (atau mungkin BELUM) menganggapnya sebagai kelebihan dari diri kita. Mereka merasa berbeda itu aneh dan harus dihindari – seolah-olah berbeda itu hanya sesuatu yang mencerminkan cacat dalam hubungan social-
Banyak orang yang akan tertawa jika kita berbeda dengan orang lain. Disatu pihak akan lebih mudah bergabung dengan golongan mayoritas dibandingkan dengan menjadi seseorang yang mencolok. Dan ini diperparah dengan pernyataan keNORMALan tadi.
Hanya sebagai contoh, kita sudah bukan anak kecil lagi. Kita tidak bisa memandang dari sudut anak kecil lagi –seperti seorang anak yang bermain dengan teman sebayanya-. Mereka tidak memikirkan mengapa harus mengejek teman yang mempunyai luka diwajahnya, memiliki berat badan yang berbeda dengan mereka, memakai baju yang berlainan dengan mereka atau mendengarkan musik yang tidak disukai oleh mereka. Pandangan mereka hanya sebatas "menjadi berbeda itu ANEH". Mereka bahkan tidak mengenal alasan kenapa perbedaan itu bisa muncul.
Pikirkan lah sejenak, lihat diluar dari apa yang menutupi pandangan kita, bahkan cobalah melihat kemasa lalu. Disaat kita dianggap berbeda, apa yang kalian lakukan? Berterima kasih? atau memukul teman yang mengejek tadi? Percayalah, mereka yang berterima kasih disaat itu jua sedang memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mereka akan dengan bangga mengakuinya.
Kita kadang hidup dalam kehati-hatian. Khawatir sesuatu akan salah dan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sebenarnya, kita hanya perlu sedikit lebih berani, seorang teman pernah mengatakan untuk melakukan sesuatu tanpa direncanakan (p.s. Ini tidak disarankan untuk dicoba), atau menemui seseorang yang aku sukai sejak lama dan mengajaknya jalan-jalan. Apa yang aku dapatkan kalau aku melakukannya? Apa aku dirugikan dengan perbuatan ku tadi? Tidak sedikitpun!!
Aku beranggapan, saat orang lain menempelkan cibirannya pada seseorang dan menetapkan bahwa apa yang telah dilakukan adalah sesuatu yang memalukan, disanalah letak pergeseran rasa normal tadi. Ini menegaskan betapa banyak kata NORMAL telah mempengaruhi kehidupan kita. Kita terlalu terpaku dengan opini orang lain akan apa yang kita mau atau apa yang sebenarnya kita inginkan. Tidak ada yang salah jika kita ingin disukai oleh orang lain, kita tentu ingin memberikan yang terbaik untuk orang lain. Semuanya ingin menjadi NORMAL. Tapi sekali lagi, ini hanya sebatas sudut pandang.
Lalu apa yang akan kamu lakukan untuk kehidupan NORMAL mu? Jika aku yang harus menjawab pertanyaan ini, aku hanya menyarankan untuk meluangkan waktu untuk berhenti sejenak dan berusaha menjawab pertanyaan ini "Apakah aku melakukan hal yang sama setiap hari?" jika jawabanmu YA, segera ganti kehidupanmu. Carilah sesuatu yang baru. Kerjakan apa yang belum pernah kamu kerjakan. Kamu bisa mengambil rute ke kampus yang berbeda dari yang biasa kamu lalui, atau jika kamu punya banyak waktu, ubah sesuatu di meja kerja mu, isi susunan tas kampusmu, atau mungkin cobalah mengubah penampilanmu.
Dari semuanya, setiap persepsi tentang hidup normal itu berbeda tergantung cara kita menjawabnya. Apa yang menjadi NORMAL bagi kamu bukan berarti gambaran NORMAL bagi orang lain.
Life isn't and will never be normal!
*artikel ini adalah terjemahan dari tugas Literature II waktu aku semester 7 kemaren*
No comments:
Post a Comment